Jumat, 13 Februari 2015

Nama Pasaran Batu Mulia Di Indonesia


Ada satu nama ilmiah yang telah ditetapkan oleh para Geologist dan Gemologist dunia. Nama-nama itu perlu dihapal dan dimengerti, supaya tidak ada kesalahpahaman antara pembeli, penjual, dan sesama penghobi batu mulia.

Berikut ini adalah nama pasaran batu mulia dan permata yang beredar di Indonesia:

Papua (Bornit)


Tempat Ditemukan : Irian Jaya
Sistem Cristal : Isometrik.
Warna : Merah-tembaga sampai kecoklatan bila permukaannya segar, yang cepat berubah menjadi pudar sampai keunguan.
Goresan : Hitam keabuan.
Belahan dan pecahan : ( 111 ) tidak jelas ; konkoidal sampai tidak jelas.
Kekerasan : 3
Berat jenis : 5,06 – 5,08
Genesis : Ternentuk secara proses hidrotermal, dan berasosiasi dengan mineral-mineral sulfida yang lain ( Khalkosit, Khalkopirit, kovelit, pirotit, dan pirit) dalam deposit hidrogen. Bornit juga dijumpai dalam retas (dike), tubuh intrusi batuan basa, tersebar dalam batuan basa, deposit metamorfik kontak, dalam pegmatit dan urat-urat kuarsa.
Manfaat : Mineral bijih sumber logam tembaga





Maluku Utara (Batu Bacan)


Provinsi Maluku dan Maluku Utara, keduanya terkenal dengan Batu Bacan. Penggemar dan kolektor batu tampaknya sedang getol memburu Batu Bacan, yaitu batu alam nan cantik dari Kepulauan Halmahera, Maluku. Kemilau hijau yang terpancar di permukaan batu itu seolah menjadi magnet bagi pecinta batu.


Sulawesi Selatan ( Batu Akik Bone)



Kabupaten Bone adalah salah satu Daerah otonom di provinsi Sulawesi Selatan. Dengan daerah yang cukup luas tersebut. Bone kekayaan akan sumber daya mineralnya, salah satunya adalah batu mulia, terkait dengan hobby saya mengumpulkan batu-batu untuk dibuat perhiasan tersebut, saya pun menelusur beberapa daerah di Bone untuk mencari spesimen batu-batu mulia. Batu ini berasal dari Kecamatan Lamuru Mirip Batu Akik Madu, warna dasar Coklat Muda, tekstur batu telah mengkristal dan tembus cahaya.


Sulawesi Tengah (Batu Lidah Buaya)



warga di Kota Palu malah beburu batu lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan batu Bacan. Salah satu batu lokal yang mulai diminati dan diburu bernama Batu Lidah Buaya. Batu Lidah Buaya Palu ini ditemukan oleh warga di Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Batu Lidah Buaya Palu ini juga sudah diuji di laboratorium gemologi Dufau Gemological Laboratories (DGL) di Jakarta. Hasilnya, batu jenis ini memiliki kepadatan yang berbeda dengan jenis batu mulia lainnya di Indonesia. Batu ini juga sudah mendapat sertifikat dari DGL dengan nama mineral Natural Green Moss Agate (Chalcedony)


Sulawesi (Batu Ngalo dari Kab. Mamuju)


Ini adalah batu permata yang berasal dari Kab.Mamuju provinsi Sulawesi barat. Satu hal yang patut kita apresiasi dari menjamurnya batu permata di masyarakat Indonesia, karena banyak pencari batu permata yang berburu atau melakukan ekspedisi ke daerah-daerah yang ditengarai mempunyai kualitas batu yang baik.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari seorang warga Mamuju, mengenai keberadaan bongkahan-bongkahan batu permata yang baik untuk dibuat menjadi batu permata. Pada awal tahun 2012, mulailah dilakukan pencarian bongkahan batu permata ke Kecamatan Tapalang Barat. Tepatnya di Desa Ahu, yang dilakukan oleh beberapa orang yang berasal dari Kota Mamuju.

Nusa Teggara Timur (Akik Nian)


Batu akik adalah batu yang terjadi akibat pengkristalan mineral dalam kurun waktu yang sangat panjang dan kemudian menjadi sebuah bongkahan yang sering disebutbahan. Dan batu ini terlihat manis di lingkaran jari baik para preman hingga pejabat. Dan di Nian, salah satu desa di TTU memiliki kekayaan alam ini, Batu akik.
Polesan batu Akik dari Desa Nian Kecematan Miomafo Kabupaten TTU Provinsi NTT masih bisa “bersinar” ditangan Agus Lake (58) salah satu pengrajin batu Akik yang tersisa kini.
Siang itu terik cahaya matahari tak surutkan niat , untuk memacu kuda besi ke arah Desa Nian sekitar 7 Km dari ibukota Kabupaten TTU.