Jumat, 13 Februari 2015

Jawa Barat (Pancawarna & Garut Ijo)

Garut Ijo















Pancawarna



















Geliat batu Garut dengan harga selangit di 2015 terus mananjak. Peminat dan pemburu koleksi batu antik yang datang dari berbagai daerah di Tanah Air terus bertambah. Pamornya pun diprediksi akan makin diperhitungkan pada 2015 ini.
“Saya rasa pamor batu Garut masih akan terus eksis di tahun 2015. Bagi kolektor dan penggemar batu tidak mengenal musim”. Kata seorang kolektor batu Garut, Maman saat dijumpai di galeri Batu Garut Al Hijr di kawasan Garut Souvenir Center Tarogong Kaler Garut, Minggu (4/1/2015).
Maman menambahkan, saat ini berdasarkan perkiraannya baru sekitar 25 persenan para penggemar batu yang turun memburu batu Garut, sehingga prediksinya batu Garut masih akan terus menanjak di tahun 2015 ini.
“Kalau dicermati saya rasa baru sekitar 25 persenan para penggemar batu Garut ini yang berburu dan berusaha mengoleksi batu-batu Garut berkualitas tinggi, dan ini masih membuka peluang lebar bari pamor batu Garut ke depan,” ungkapnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan gairah terhadap bisnis batu Akik di kabupaten Garut saat ini sedang berada di atas angin. Hampir sejumlah lokasi terdapat pengrajin atau orang yang membuka usaha jasa pembutan baru akik maupun tepat penjulannya.
Ketertarikan pada jenis usaha ini tentu saja sangat beralasan mengingat pamor batu Garut yang sedang memuncak menjanjikan harga yang gila-gilaan.
Seperti Koleksi Batu Garut milik H. Maman Sudarman di Galeri Al Hijr harganya terpatok mulai harga di atas 2,5 hingga puluhan juta rupiah bahkan tercatat sampai laku dalam kisaran harga ratusan juta rupiah.
Sepintas, bongkahan batu ini terlihat tak menarik. Namun, setelah dilakukan proses pembersihan, pemotongan, hingga proses diamond wheel, bongkahan batu tersebut bisa cantik dan bernilai tinggi.
Proses pembuatan batu cincin itu hanya memerlukan waktu 15 menit. Tahap pertama proses pembuatan, pada umumnya adalah pemotongan dan pembentukan diameter batu yang diinginkan.
Batu Garut Hijau Botol. www.kaskus.co.id  (www.kaskus.co.id)
Menggunakan pisau batu yang dibantu diputar dinamo, para pembuat batu bisa cepat mencetak diameter dan bentuk batu. Pembuat harus hati-hati, karena pisau batu bisa saja memutuskan jari tangan, apabila pergelangan tangan terpeleset saat mencetak batu.
Natural Garut Agate. adidasgems.indonetwork.co.id
Usai proses pemotongan dan pencetakan, pembuat kemudian pindah ke mesin rakitan yang dilengkapi 5 diamond wheel khusus. Dari tahap diamond wheel ini kemudian dilanjutkan dengan proses manual. Para pembuat bisa menciptakan batu yang mengkilap dengan bentuk dan warna yang orisinal.
Batu Akik Garut Kuning. batucincin.me
Batu akik Garut yang memiliki harga hingga Rp200 juta itu, biasanya berwarna hijau asal Gunung Bungbulang. Para konsumen luar kota maupun luar negeri sangat memburu batu ini.
Batu Garut Kuning Kristal. www.gopixpic.com  (www.gopixpic.com)
Iwan juga mengungkapkan, kini batu hijau Garut sudah mulai dipalsukan. Tetapi, para konsumen batu kini sudah mulai cerdas bagaimana membedakan baru asli Garut dengan yang palsu.
Nah, batu asal Garut ternyata banyak jenisnya. Tak ubahnya seperti batu panca warna yang memiliki lima warna yang indah, batu hijau lumut yang tampak seperti lumut di dalam batu dan batu lainnya yang berasal dari gunung yang ada di Garut.
Batu kelas asal Garut dengan warna hijau khas yang tidak ada duanya ini juga dapat memancarkan cahaya terang apabila disorot cahaya dari bawah cincinnya. Serat batu hijau yang tampak di dalam terlihat indah seolah awan yang terbentuk dimasukkan ke dalam batu.
Realita ini membuat penghasilan pemoles batu cincin dan liontin di Kabupaten Garut, Jawa Barat meroket. Para pemoles batu kerap kebanjiran pesanan.
Salah satunya adalah Iwa Kartiwa, pemilik Saung Permata Garut, di Jalan Adung, Desa Tarogong, Kecamatan Tarogong Kidul Garut, Jawa Barat. Setiap hari, ia mendapat Rp1 juta. Rata-rata, tiap bulannya ia mampu meraup sekitar Rp30 juta. Itu didapat setelah Iwan memoles 40 buah batu akik per hari. Baik untuk cincin maupun liontin.
“Tinggal menghitung saja, 40 buah kali Rp25ribu, sekitar Rp1 juta sehari,” ujarnya kepada wartawan.
Selain jasa memoles batu, Iwa juga menjual batu akik, atau liontin yang telah jadi, bahan mentah batu akik, dan pengikatnya. Jumlah penghasilan Iwa bisa mencapai Rp50 juta per bulan, bila banyak pembeli.
“Kalau dihitung dengan bisnis batu dan watang (pengikat) bisa lebih besar,” ujar Iwa.
Meski, saat ini banyak bermunculan pemoles batu akik, Iwa tidak merasa khawatir. Penghasilannya juga tidak terpengaruh, karena banyak pecinta batu akik yang percaya dengan hasil karyanya.
“Terus terang, justru saya kewalahan melayani para pelanggan, karena selain memang banyak penggemar batu, saya juga sering mendapat pekerjaan borongan dari pemilik galeri di Jakarta,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar