Apakah batu permata intan berlian saya dimasak? (pake bumbu)
Maksudnya batunya dimasak…
Memang iya batu permata itu memang dimasak, tepatnya di “treatment”, ada banyak macam metode treatment dengan cara khusus dan bermacam-macam…
Treatment = perlakuan terhadap batu sebelum atau sesudah di asah.Treatment adalah kata umum, tetapi jenis treatment-lah yang banyak sekali.
Perlu diingat: Treatment paling ringan pada Ruby Safir dan batuan umumnya adalah Heated Only, atau dipanaskan saja dan masih bernilai tinggi dan diterima secara Internasional.Treatment sederhana diatas, telah dipakai manusia, sejak ribuan tahun lalu.
Jika treatmetnnya lebih dari HEATED, harga ruby dan safir sangat jatuh.
Pada Zamrud, treatment yang masih diterima atau masih tinggi nilainya adalah OILED, atau diminyaki saja.
Tetapi banyak yang salah kaprah, banyak yang meng-artikan batu masakan adalah batu palsu atau batu sintetis atau batu yang tidak alami.
Contoh batu Safir Ruby yang cukup bagus nilai kejernihannya, di treatment HEATED ONLY sebelum diasah.
Kami berikan dahulu analogi batu, biar mudah untuk dimengerti.
A. Jika Pisang yang sangat istimewa dan masak di pohon lalu kita petik dan kita makan, lalu kita anggap ini pisang yang alami, betul?
B. Apakah jika pisang yang sama, yang kita goreng terlebih dahulu sebelum dimakan ini artinya pisang yang tidak alami?
Tidak, pisang ini tetap alami, namun agar lebih lezat bagi sebagian orang ada yang perlu menggorengnya dahulu.
C. Apakah jika pisang yang sama, yang kita goreng, lalu kita tambahi gandum dan sedikit garam sebagai bumbu tambahan agar lebih sedap, lalu pisang tersebut tidak alami?
Tidak, pisang tersebut tetap alami.
A= jika batu, maka batu itu Untreated atau tidak ada treatment sama sekali.
B = jika batu, maka batu itu di Treatement tapi ringan, seperti heated only atau oiled.
C= jika batu, maka batu itu di treatment tapi sudah berat metode treatment-nya, artinya campur tangan manusia untuk memperindah si batu persentasenya lebih banyak.
Ada harga ada rupa.
Kami mencontohkan Ruby dan Safir karena kekerasannya termasuk paling tinggi (9 mohs) , setelah itu baru Intan atau berlian (10mohs).
Safir atau Ruby yang fully natural atau alami tanpa dimasak atau di treatment sama sekali tapi berharga murah atau sangat murah? Banyak, karena kerjernihannya rendah atau masih sangat kotor.
Safir atau Ruby yang fully natural atau alami tanpa dimasak atau di treatment sama sekali tapi berharga mahal?
Cukup banyak, karena ini yang paling susah didapatkan!
Safir atau Ruby yang dimasak tapi berharga murah?
Banyak, Karena metode treatmentnya sudah berat, jadi nilai kealamiannya semakin berkurang, atau dengan kata lain keindahan si Ruby Safir terlalu banyak campur tangan manusia.
Safir atau Ruby yang dimasak tapi berharga mahal?
Banyak, karena cukup di treatment dengan pola yang sederhana atau yang tidak ekstrim tapi dia sudah Indah, yaitu HEATED Only.
Batu lain yang alami, jernih, asahan yahud tapi berharga murah?
Lebih Banyak lagi!
Yaa wajarlah, karena bukan safir atau ruby, tapi batu yang lebih lembut, dimana juga berarti semakin banyak juga dijumpai di permukaan bumi.
Jadi banyak ketergantungan yang membuat harga menjadi murah atau mahal, Tingkat kealamianya? Tingkat Kejernihan? Tidak jernih? murah. Asahan? Asahan asal-asalan membuat harga menjadi lebih murah lagi.
Dimasak atau ditreatement? Dimasak dengan methode apa?
Dengan methode yang ringan, tapi dia sudah jernih, yaa masih menjadi mahal, dll dll dll.
Dibawah ini beberapa contoh harga Ruby Safir dengan berbagai kualitas dan harga.
Beberapa contoh sertifikat / report dari batu safir yang di treatment dan pada sertifikat tersebut menyebutnya “NATURAL” tapi ada comment mengenai metode “TREATMENT-nya”.
Itu sebabnya sekali pedagang luar negeri (umumnya) menyebut safir alami dengan di treatment, yaa alamilah safir itu walau di treatment.
Bahkan GIA pun mengatakan itu ALAMI, tetapi di treatment, karena memang kasifikasi Natural atau Alami memang tepat, karena awalnya sudah natural tapi di percantik dengan di treatment.
Contoh sertifikat GIA untuk Safir yang di treatment.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar